Catatan A16 Design
Subscribe
See also  Detail Engineering Design (DED) dalam Dunia Konstruksi dan Penerapannya
Memahami Perbedaan Konsep Desain, Skematik Desain, dan Detail Desain dalam Perancangan Arsitektur

Dalam proses perancangan arsitektur, terdapat beberapa tahap penting yang saling berkaitan namun memiliki fokus dan tujuan yang berbeda. Tiga tahapan utama yang sering dibahas adalah Konsep Desain (Design Concept), Skematik Desain (Schematic Design), dan Detail Desain (Detail Design). Ketiganya membentuk alur berpikir arsitek dari ide awal hingga gambar teknis siap bangun.

Konsep Desain (Design Concept)

Konsep desain merupakan tahap awal dari proses perancangan, di mana ide dan gagasan utama mulai dirumuskan. Ini adalah tahap paling kreatif dan eksploratif.

Tujuan

  • Menciptakan arah desain berdasarkan kebutuhan pengguna, konteks tapak, dan tujuan proyek.
  • Menjawab pertanyaan : "Apa yang ingin dicapai dari desain ini ?"

Ciri-Ciri

  • Masih bersifat abstrak dan konseptual.
  • Biasanya dituangkan dalam bentuk sketsa, mood board, diagram alur, atau narasi desain.
  • Belum ada ukuran atau bentuk bangunan yang pasti.

Contoh

Sebuah proyek rumah tinggal mungkin mengusung konsep “rumah tropis terbuka” yang memaksimalkan ventilasi silang dan pencahayaan alami, serta terintegrasi dengan alam sekitar.

Skematik Desain (Schematic Design)

Setelah konsep desain ditetapkan, tahap selanjutnya adalah skematik desain. Pada tahap ini, gagasan mulai dituangkan menjadi bentuk fisik dan spasial yang lebih konkret.

Tujuan

  • Mengembangkan konsep menjadi rancangan spasial awal yang dapat ditinjau dan disempurnakan.
  • Memberikan gambaran awal bentuk dan fungsi bangunan.

Ciri-Ciri

  • Mengandung denah, tampak, potongan, serta massa bangunan dalam skala yang lebih pasti.
  • Sudah mempertimbangkan organisasi ruang, orientasi, dan hubungan antar ruang.
  • Dapat disertai model 3D sederhana.

Contoh

Denah rumah yang menunjukkan zona publik dan privat, letak taman, serta alur sirkulasi utama mulai divisualisasikan, meskipun belum detail hingga ukuran kusen atau material.

Detail Desain (Detail Design)

Detail desain adalah tahap lanjutan di mana seluruh elemen desain diperinci untuk keperluan konstruksi dan pelaksanaan di lapangan.

Tujuan

  • Menyusun gambar kerja dan spesifikasi teknis lengkap untuk pembangunan.
  • Mengurangi risiko kesalahan dan konflik antar sistem (arsitektur, struktur, MEP).

Ciri-Ciri

  • Menampilkan detail teknis: ukuran presisi, sambungan material, jenis material, konstruksi struktur, serta sistem mekanikal dan elektrikal.
  • Merupakan acuan utama bagi kontraktor dan tim pelaksana.

Contoh

Menggambar detail potongan dinding, sambungan lantai dengan kusen, sistem drainase, penempatan AC, jalur pipa, hingga jenis dan finishing material yang digunakan.

Ringkasan Perbedaan

TahapFokus UtamaBentuk OutputTujuan Akhir
Konsep DesainGagasan dan Ide DasarSketsa, narasi, mood boardMenetapkan arah desain
Skematik DesainOrganisasi ruang & bentuk awalDenah, tampak, potongan, model 3D sederhanaMenyusun rencana bentuk dan fungsi awal
Detail DesainDetail teknis & pelaksanaanGambar kerja lengkap, spesifikasi teknisSiap untuk dibangun

Penutup

Mengetahui perbedaan antara konsep desain, skematik desain, dan detail desain sangat penting dalam dunia arsitektur. Setiap tahapan memiliki peran yang tak tergantikan dalam mewujudkan desain bangunan yang fungsional, estetis, dan layak dibangun. Bagi arsitek, memahami dan mengelola tiap tahap dengan baik adalah kunci keberhasilan sebuah proyek.

See also  Studi Tapak dan Data Geoteknik dalam Perencanaan dan Perancangan Struktur Bangunan
Scroll to Top